Amsal 31:16 Ia membeli sebuah ladang yang diingininya, dan dari hasil tangannya kebun anggur ditanaminya. (ITB)
Proverbs 31:16 She looks over a field and buys it, then, with money she's put aside, plants a garden.(Message Bible)
Tak peduli working mom maupun stay-at-home mom, tetaplah mempunyai tanggung jawab mengelola dan merencanakan keuangan. Apapun status seorang wanita (bekerja ataukah ibu rumah tangga) tetaplah menjadi partner suami dalam mengatur keuangan rumah tangga. Ada wanita yang tidak bekerja dan stres berpadu minder jika ditanya: "kamu kerja dimana?" dan ia akan menjawab dengan malu : "aku cuma dirumah saja mengurus anak". Rasa malu karena dianggap masyarakat ia hanya hidup menumpang dari nafkah suaminya, "tinggal nadah" seolah mendera terus. Ia merasa sia-sia punya ijazah S1, tetapi hanya berujung di rumah mengurus anak. Seolah menghasilkan uang dari profesi adalah tolok ukur kesuksesan. Padahal, dengan memilih untuk menjadi seorang ibu rumah tangga, seorang wanita sedang menjalankan pekerjaan Tuhan.
Jangan bahwa sebagai seorang ibu, terutama dengan anak-anak yang masih kecil, ‘pekerjaan Tuhan’ yang harus dilakukan adalah sibuk di rumah, mengurus anak-anak dan rumah.
Namun, hidup tidaklah sehitam putih dikotomi antara working mom vs stay at home mom! Ada wanita yang memang terpaksa harus bekerja di luar rumah karena keadaan. Suaminya dipecat, atau suami yang memintanya untuk tetap berkarir, atau memang ia adalah tulang punggung keluarganya! Dalam kasus seperti ini, salah satu bagian ‘melakukan pekerjaan Tuhan’ adalah lewat karir mereka. Apapun status kita hendaknya kita tetap menjalani pekerjaan Tuhan dengan ucapan syukur. Pastikan status kita itu pekerjaan Tuhan yang sedang kita garap di masanya, bukan pelarian dari panggilan pekerjaan Tuhan yang seharusnya.
Wanita yang digambarkan di ayat ini adalah wanita yang paham berinvestasi. Ia membeli sebuah ladang yang diingininya. Keinginannya produktif, bukan konsumtif!
Tidak ada yang salah dengan punya keinginan konsumtif, misalnya koleksi tas, sepatu, buku, baju, parfum, dsb nya. Tetapi kita bisa meneladani wanita ini, yang keinginannya produktif, bukan kebutuhannya loh ya. Ia boleh saja stay at home, tetapi jiwa menghasilkan dan berwiraswasta tetap hidup! Bisnis sambilan bisa dikembangkan. Usaha sampingan dirintis lewat toko online, ataupun toko fisik, semua ia pikirkan dengan matang!
Ia juga menghasilkan loh sebetulnya sekalipun ia dirumah tanpa bekerja sambilan apapun. Lewat penghematan pengeluaran rumah tangganya, ia menghasilkan! Bayangkan dengan begitu banyak peran yang ia jalankan, berapa sih gaji pembantu, supir, suster, koki, guru les yang dihemat karena ada seorang ibu yang di rumah dan melakoni semuanya itu?
Yuk baca juga apa kata CS Lewis dalam versi disingkat di sebuah surat tertanggal 16 Maret 1955, soal peran homemaker:
“The homemaker has the ultimate career. All other careers exist for one purpose only - and that is to support the ultimate career. "
Jangan merasa tidak berarti dengan "hanya di rumah saja", tetapi justru menjadi homemaker adalah karir yang utama, dimana segala profesi lainnya ada untuk mendukung peran dari karir yang utama ini. Untuk apa seorang suami bekerja mencari nafkah ? Bukankah untuk bisa pulang ke rumah dan memastikan rumah tangganya berjalan dengan tidak kekurangan? Semua profesi sebetulnya memang ada untuk mendukung profesi sebagai homemaker. Suka banget insight nya CS Lewis ini. Saya kutip bagian surat CS Lewis ini dengan lebih lengkap :
I think I can understand that feeling about a housewife’s work being like that of Sisyphus (who was the stone rolling gentleman). But it is surely in reality the most important work in the world. What do ships, railways, miners, cars, government etc exist for except that people may be fed, warmed, and safe in their own homes? As Dr. Johnson said, “To be happy at home is the end of all human endeavour”. (1st to be happy to prepare for being happy in our own real home hereafter: 2nd in the meantime to be happy in our houses.) We wage war in order to have peace, we work in order to have leisure, we produce food in order to eat it. So your job is the one for which all others exist…” (pg 447-Letter of CS Lewis 1988 ed.)
So, never feel unworthy to be in the ultimate career! Andai bisa memilih, pilihlah profesi sebagai ibu rumah tangga! It's an honor and pleasure.
Satu hal lagi:
With the money she's put aside…
Dengan uang yang sudah ia sisihkan…
Ia bisa mengatur sedemikian rupa uangnya dan menyisihkannya untuk ditabung. Ia membeli ladang dengan uang tersebut! Ia bisa berinvestasi! Ia tahu menguasai diri di area uang. She is a master , not a servant to the money that she is entrusted.
pertanyaan untuk direnungkan:
Apakah saya sudah menjalankan pekerjaan Tuhan di rumah tangga dengan penuh sukacita? Jika anda ibu penuh waktu, apakah masih punya perasaan malu dengan profesi anda? Jika anda ibu bekerja, apakah anda juga masih bergumul dan mengeluh dalam menjalani profesi anda? Sudahkah kita yakin bahwa profesi yang diijinkanNya kita jalani, pasti itu adalah pekerjaan Tuhan? Sudahkah kita bersyukur dengan apapun yang kita kerjakan dan melakukannya seperti untuk Tuhan?
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah mengunjungi weblog agendaiburumahtangga, komentar serta kritik anda sangat ditunggu...