Day 1 Journey

"Surga ada di telapak kaki ibu", demikian kata pepatah.

Langkah yang diambil seorang ibu akan menentukan hidup anak-anaknya. The ways of a mother will have a lasting impact in her children's life. Cara hidup seperti apa yang dilakoni seorang ibu akan berdampak panjang dalam kehidupan anak-anaknya.

Yuk , kita intip apa kata Firman Tuhan di hari pertama perjalanan kita. Amsal 31 ayat 1 dimulai dengan kalimat ini:

Inilah perkataan Lemuel, raja Masa, yang diajarkan ibunya kepadanya. (ITB)

Inilah perkataan-perkataan yang diucapkan oleh ibunda Lemuel, raja Masa kepada anaknya, (IBIS)

The words of king Lemuel, the prophecy that his mother taught him. (KJV)

Amsal 31 ayat 1

Demikianlah perkataan raja Lemuel, yaitu pesan yang diajarkan ibunya kepadanya (versi IMB)

Ada pesan yang tersimpan di benak sang Raja. Pesan ini begitu penting hingga ia mencatatnya di pasal ini.

Ada dua pertanyaan menggelitik dari ayat 1 ini, yang layak banget untuk direnungkan:

Pertanyaan pertama:

Pesan yang diajarkan oleh “siapa”?

Pesan gurunya? Pesan pengasuhnya? Pesan guru lesnya? Pesan kakek neneknya?

Bukan! Ternyata pesan siapa yang paling membekas di benak anak?

Pesan ibunya. Ada anak yang dibesarkan dengan banyak caregiver , ada anak yang ibunya adalah satu-satunya caregiver-nya.

Seorang raja pasti punya banyak caregiver: ada inang pengasuh, pelayan , guru, pelatih dan masih banyak lagi yang mengurusnya. Namun dari semua figur tersebut, yang mana yang nasehatnya membekas di hati raja Lemuel? Nasehat ibunya.

Pertanyaan kedua juga seru untuk dikaji: 
“Pesan” apa gerangan yang diingat oleh anak ini saat sudah besar?

Pesan apa yang membekas dari hidup sang ibu?

Kata pesan atau “prophecy” di ayat 1 ini dalam bahasa Ibrani memakai kata "masa" yang artinya perkataan, pengajaran, amsal atau kata mutiara. 

Pesan apa yang terekam dan membekas di benak anak?

Pesan yang positif bisa berupa nasehat, petuah, kata-kata bijak dan juga teladan hidup yang baik. Pesan yang negatif bisa berupa perkataan melukai, makian, sindiran dan teladan hidup yang kurang pantas.  Semua pesan tersebut akan terekam di benak anak.

Namun tak berhenti sampai disitu. Ternyata pesan itu tak hanya yang terucap lewat mulut.

Action speaks louder than words. 

Anak-anak menangkap pesan tersurat maupun tersirat dari hidup ibunya. 

Wanita itu butuh berkata-kata ,bahkan menurut anggapan umum, dalam sehari kaum hawa itu bisa memproduksi 8000-50,000 kata saat bicara, dibandingkan kaum adam yang hanya 2000-7000 kata. 

Namun....hai wanita! Ternyata ada yang lebih ampuh dari kata-kata! Teladan hidup sang ibu ternyata lebih "bunyi"!

Satu teladan berbicara lebih dari 1000 kata. 

Dalam menjalani panggilan sebagai ibu , a mother is a child's first teacher. Guru pertama seorang anak adalah ibunya. Teladan sang ibu itu dicontoh anak. Ibu yang suka malas sikat gigi, akan sulit mewajibkan anaknya untuk sikat gigi rutin. Kiranya cara hidup sang ibu bisa menginspirasi anak-anaknya untuk memuliakan Tuhan dan makin mengasihi Tuhan.

Anak-anak akan meneladani ibunya. Nilai-nilai hidup ibu akan terserap dan membekas di hidup anak-anak.

Dr. S. M. Davis menulis di bukunya Trainjng Children to Refuse Evil and Choose Good:

"If you want your ideas to last for years, write them on paper. If you want them to last for decades, write them on brick. If you want them to last for centuries, engrave them in stone. But if you want your ideas to last forever, engrave them on the heart of a children. It is the privilege and the responsibility of a mother and a father to train the soul of a child that will live forever somewhere."

Pertanyaan untuk direnungkan hari ini:

Apa yang saya ajarkan kepada anak-anak saya? Apa yang sudah, sedang dan akan saya ajarkan kepada mereka? Kiranya hikmat Tuhan menuntun bagi para ibu saat memulai perjalanan 31 hari ini. Hidup kita adalah suratan terbuka yang berisi pesan bagi anak-anak kita. Pastikan pesan itu mengarahkan mereka pada Kristus.