Hari 10
Memasuki tantangan hari ke-10 ini, kita menuju perikop kedua (ayat 10-31) dari Amsal pasal 31. Perikop yang berisi 22 ayat dan berjudul "Puji-pujian untuk istri yang cakap" ini dalam bahasa aslinya merupakan sebuah puisi akrostik, dimana setiap ayatnya diawali dengan huruf alfabet Ibrani secara berurutan. Gaya penulisan akrostik ingin menyampaikan bahwa isinya adakah keseluruhan cakupan yang berkaitan dengan tema tersebut. Rasa penasaran membuat saya mencari tahu tentang alfabet Ibrani. Ada 22 huruf dalam bahasa Ibrani dan huruf pertama adalah aleph (אֵ). Tulisan Ibrani untuk ayat 10 dibaca dari kanan ke kiri:
אֵשֶׁת־חַיִל מִי יִמְצָא וְרָחֹק מִפְּנִינִים מִכְרָהּ׃
Amsal 31:10 (TB)
Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata.
Who can find a virtuous woman? for her price is far above rubies. (KJV)
Puisi ini dimulai dengan sebuah pertanyaan : siapakah gerangan yang akan mendapatkan wanita yang cakap, yang harganya lebih dari permata mirah delima ini?
Siapakah pria yang beruntung itu?
Wanita yang cakep banyak, tapi wanita yang cakap seperti ini langka!
Saat membayangkan isteri yang cakap, apa yang pertama kali terlintas di pikiran?
Yang terlintas di pikiran saya: istri yang cakap itu adalah istri yang lemah lembut, sayang anak, cekatan mengurus rumah tangga, rumahnya rapi dan terorganisir, masakannya lezat dan serba sehat, penampilannya cantik dan feminin banget, sempurna deh!
Namun saat saya menggali makna kata aslinya, ternyata saya menemukan sesuatu yang menarik pada kata "cakap" ini!
Kata cakap berasal dari kata chayil dalam bahasa aslinya, yang artinya lebih tepat adalah kuat, sehat dan penuh energi. Singkatnya:wanita ini adalah wanita yang strong! Ayat 3 pun menggunakan kata yang sama untuk kata "kekuatan" :
Amsal 31:3 (TB) Jangan berikan kekuatan(chayil) mu kepada perempuan, dan jalanmu kepada perempuan-perempuan yang membinasakan raja-raja.
Chayil juga berarti kekuatan pasukan tentara dalam militer.
Maskulin banget ternyata kata ini ya?
Kalau saya memparafrasekan ayat 10 bunyinya akan seperti ini:
Wanita yang setrong, siapakah yang akan mendapatkannya?
Visualisasi wanita di ayat ini mengingatkan saya pada seorang wanita yang berjuang di atas lututnya sebagai prajurit doa dan tiang doa untuk keluarganya.
Ia kuat di dalam rohnya sebab ia mengenakan selengkap senjata Allah (Efesus 6) . Ia senantiasa berjaga-jaga dalam rohnya.
Cakap vs Cakep
Saat dunia fokus pada penampilan "cakep" di luar, FirmanNya menggali kualitas cakap yang dari dalam batin! Cakap seperti tentara yang siaga, siap untuk berperang! Sikap hati ini yang seyogyanya dimiliki seorang wanita cakap.
Pertanyaan untuk direnungkan:
Apakah saya termasuk wanita yang "strong"? Apalah saya senantiasa berdoa dan berjaga-jaga dalam roh? (Dalam upaya membangun disiplin diri dalam berdoa, film War Room boleh jadi sumber inspirasi)
No comments:
Post a Comment