Pages

Friday, March 27, 2020

Day 27 Journey


Amsal 31:27 (TB)  Ia mengawasi segala perbuatan rumah tangganya, makanan kemalasan tidak dimakannya. 

Proverbs 31:27 (KJV)  She looketh well to the ways of her household, and eateth not the bread of idleness.

Proverbs 31:27 (MSG) She keeps an eye on everyone in her household, and keeps them all busy and productive.

Proverbs 31:27 (AMP) She looks well to how things go in her household,
And does not eat the bread of idleness

Proverbs 31:27 (NLT) She carefully watches everything in her household and suffers nothing from laziness.

Ia mengawasi (carefully watches) segala perbuatan rumah tangganya. Ia cermat dan sadar penuh apa yang terjadi dalam urusan rumah tangganya. Ia memastikan semua urusan rumah tangganya berjalan dengan teratur. Ada jadwal yang teratur tetapi fleksibel untuk kegiatan-kegiatan rumah tangganya: jam berapa ia bangun dan menyiapkan menu sehari,kapan harus ke pasar dan belanja apa saja, jam berapa anak-anak bangun dan belajar. You can see orderliness and structure. A place for everything and everything on its place. Tidak semua wanita tipe yang teratur, termasuk saya. Mungkin anda tipe yang berantakan, dan rumah anda lebih mirip kapal pecah. No place for everything and everything everywhere! Tetapi tidak perlu dapat nominasi wanita paling teratur untuk bisa belajar mengatur jalannya kegiatan rumah tangga yang Tuhan percayakan untuk menjadi bagian kita. Stop comparing yourself. Berhenti melakukan studi banding dengan orang lain yang lebih teratur jadwalnya, lebih bersih rumahnya, lebih rapi kamarnya. Just be yourself and start small. Remember: comparison is the thief of joy.
My part is to keep an eye on how things go in my household, not to be the trophy konmari lady! Just make sure I keep an eye and things get done.

Makanan kemalasan tidak dimakannya. 
Wah ini juga nih, tidak semua wanita tipe perancang menu handal. Ada yang begitu teratur dengan menu planner bulanan. Dulu saya pernah terapkan menu planner dua mingguan. Sekali belanja untuk jatah dua minggu itu. Tetapi saat ini lebih nyaman dengan jadwal menu mingguan, jadi seminggu sekali belanja besar untuk stok bahan. Makanan kemalasan ini adalah makanan yang dibuat dengan malas, asal jadi dan asal ada makananlah. Bukan menu yang terbaik yang bisa kita berikan untuk keluarga. Saya kalau malas masak kadang memilih bikin mi instant, pesan layanan beli makanan online, atau jajan di luar. Saya belajar (lebih tepatnya memaksa diri) untuk memasak sendiri makanan untuk rumah tangga saya, karena lebih sehat dan hemat. Bukan artinya wanita yang memilih catering, jajan dan makanan instant  itu jelek. Ini masalah pilihan. Tidak ada benar atau salah dalam area praktis seperti ini. Sesuaikan pilihan menu dengan kebutuhan dan anggaran belanja keluarga. Saat saya hamil anak kedua dan hampir dalam seminggu bisa seharian di luar rumah mengantar les dan terapi anak pertama, saya memilih catering dan jajan. Ada masa untuk segala sesuatunya. Jangan studi banding dengan ibu-ibu lainnya dan merasa diri kurang memberikan yang terbaik. Atau malah merasa diri lebih baik saat kita punya waktu membuat bekal dan kita melihat ibu -ibu lainnya kok makanannya asal-asalan. We are giving our best efforts to nourish our family, right? 

Pertanyaan untuk direnungkan: 
Bagaimana saya mengawasi segala perbuatan rumah tangga saya selama ini? Apakah saya sudah memberikan yang terbaik? Apakah masih ada makanan kemalasan? 

No comments: